Laman

Kritik & saran positif silakan di email abd.kholik99@gmail.com / abdul@akplawyer.com / info@akplawyer.com

Sabtu, 16 November 2013

Kesulitan Mendatangkan Kemudahan



25 November  Kategori:
Ilmu Ushul Dilihat: 8932

Di antara kaedah fikih yang menunjukkan kemudahan yang Islam berikan adalah ketika datang kesulitan, maka Islam memberikan kemudahan. Ketika sakit, tidak bisa shalat sambil berdiri, maka boleh shalat sambil duduk. Ketika wanita datang bulan, maka shalat gugur darinya. Ketika kita bersafar, kita diberi keringanan mengerjakan shalat 4 raka'at menjadi 2 raka'at, artinya mengerjakannya secara qoshor.
Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata,

وَمِنْ قَوَاعِدِ الشَّرِيْعَةِ التَّيْسِيْرُ

فِي كُلِّ أَمْرٍ نَابَهُ تَعْسِيْرٌ

Di antara kaedah syari'at adalah memberikan kemudahan,

Yaitu kemudahan ketika datang kesulitan.

Maksud dari kaedah di atas: di antara hikmah dan rahmat Allah, apabila datang sesuatu kesulitan, maka syari'at diperingan dan dipermudah.

Lanjutan....

Dalil-Dalil Pendukung

Kaedah ini berasal dari beberapa ayat di antaranya,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Asy Syarh: 5-6).

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS. Al Baqarah: 185).

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS. An Nisa': 28).

Sebagai pendukung juga dari hadits,

يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا

"Buatlah mudah, jangan mempersulit". (HR. Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734).

Dalam hadits lain disebutkan,

فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ

"Kalian diutus untuk mempermudah dan kalian tidaklah diutus untuk mempersulit". (HR. Bukhari no. 220).

Dalil-dalil yang ada menunjukkan:

1-      Kesulitan dinafikan dalam syari'at.
2-      'Illah (sebab) sebagian hukum syar'i diperintahkan adalah untuk mempermudah.
3-      Setelah ditelaah, setiap hukum syar'i itu mudah untuk dijalankan dan terdapat maslahat bagi hamba, inilah nikmat Allah.

Al 'Usru Sabab lit Taysiir

Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di menggunakan lafazh 'usru, bukan menggunakan masyaqqoh. Padahal kebanyakan fuqoha menggunakan lafazh,

المشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْرُ

"Masyaqqoh mendatangkan kemudahan." Ibarat yang dipakai Syaikh As Sa'di lebih tepat karena beberapa alasan:

1- Dalil syar'i menunjukkan peniadaan 'usru (kesulitan), bukan peniadaan masyaqqoh (merasa berat atau susah). Ada beda antara 'usru (kesulitan) dan masyaqqoh (merasa berat). Masyaqqoh itu pasti ditemui dalam setiap amalan dan 'usru tidak mesti. Bangun pagi untuk shalat Shubuh, itu masyaqqoh (sesuatu yang berat), bukan 'usru. Sehingga bukan sebab tidak bisa bangun pagi karena mendapati masyaqqoh (berat), maka tidak ada shalat Shubuh, ini bukan maksudnya.

2- Hukum syar'i yang dijalankan pasti ada masyaqqoh di dalamnya. Jihad pasti berat, amar ma'ruf juga pasti berat. Begitu pula shalat di dalamnya pun ada masyaqqoh karena Allah Ta'ala berfirman,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (QS. Al Baqarah: 45). Namun masyaqqoh di sini tidak mesti selalu ada. Atau masyaqqoh itu masih mampu dipikul, atau pula masyaqqoh tersebut masih kalah dengan maslahat yang lebih besar.

3- Masyaqqoh itu tidak ada patokannya.

Jadi kaedah yang lebih tepat adalah,

العُسْرُ سَبَبٌ لِلتَّيْسِيْر
"Kesulitan sebab datangnya kemudahan."

Atau seperti ibarat yang diungkapkan oleh Imam Asy Syafi'i dalam Al Umm,

إِذَا ضَاقَ الأَمْرُ اِتَّسَعَ
"Jika perkara itu sempit, maka jadilah lapang."

Selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar